disappointed

kecewa.

dan lebih dari itu sedih.

ingin tau kabar kondisi teman di lombok yang sedang berduka.

lombok berduka karena gempa yang berulang kali terjadi bahkan salah satunya berpotensi tsunami.

dan karna kesialan yang menerpa, hp yang eror tidak bisa dibuat apapun.

baru tau kondisi lombok sedang berduka beberapa jam kemudian.

mencoba menghubungi teman yang sebenarnya sedang berada di surabaya dan akan balik ke kota asal, lombok.

akan tetapi jawaban balasan ta kunjung datang.

kebiasaan lama kepo atau stalking tidak bisa dilakukan.

aplikasi berkirim pesan dengan fitur last seen dan read receipt dimatikan.

jadi tidak yakin antara sudah dibaca atau belum.

ampir 12 jam lebih menunggu,

saya pun membuka instagram.

oh rupanya teman saya sudah update di instagram stories.

dan isinya bukan kesedihan.

memang sih kesedihan ngga selalu ditampilkan semua orang.

jujur pikirku,

dia baik baik saja dan keluarganya baik baik saja.

dan ku respon ig storiesnya : wa ku kok ndak di balas (kurang lebih begitu isinya).

dan lama sekali akirnya mendapat jawaban, tidak semua wa sempat dia balas karna repot.

jujur spontan saya balas juga,

tapi masih bisa update ig stories ya.

dan disitulah perasaan kecewa sedih dan emosi bermula.

teman saya merespon kurang lebih dia emosi dengan balasan saya terakhir, terserah dia mau balas apa engga semua pesan yang masuk.

terserah siapapun itu.

dan saya cuman tau sepihak dan tidak paham kondisinya apapun.

sedih.

terserah dia mau bales apa engga.

jujur saya cuman khawatir.

dan ternyata saya bukan orang terdekatnya.

saya termasuk barisan terserah aku mau balas pesan dari siapapun.

dan kalo menurut pemikiran saat itu, alangkah lebih baik membalas pesan yang ada daripada membuat ig stories.

tapi saya cukup sadar diri pada akhirnya, tiap orang berbeda.

dan seperti yang teman saya bilang pada akhirnya, ig storiesnya hanya untuk menghibur diri.

karna membalas pesan satu persatu pasti berkelanjutan dan membutuhkan waktu.

oke saya salah.

tapi tetap saya kecewa dan sedih.

pada akhirnya saya bukan teman dekatnya, mungkin saya yang terlalu percaya diri.

saya hanya teman biasa yang ingin tau kabarnya di lombok sana.

ketika lombok sedang berduka.

dan sekali lagi saya salah dan minta maaf.

semoga kamu dan keluarga besarmu dilindungi Allah dari segala macam bahaya.

Leave a comment